Kota Bogor

Kegembiraan Anak dan Komitmen Bersama di Nawang Wulan 11

Monitorbogor.com – Nawang Wulan kali ini (12/5/2025) terasa berbeda dengan kehadiran anak-anak yang ikut meramaikan kegiatan awal di lokasi Balong Mang Asep Kabayan, Ciranjang, Pamoyanan Bogor Selatan kota Bogor.

Bagaimana tidak, kegiatan yang selama ini berisi kegiatan “serius” orang dewasa yang membahas persoalan filsafat, sejarah, budaya, seni, kesundaan dan kenusantaraan, pembangunan karakter diri dan kesehatan mental yang membuat pening kepala, kali ini menjadi terasa lebih cair dan ceria dengan keriangan anak yang bersendagurau, bermain dan berinteraksi sesama mereka di kolam yang jernih dari sumber mata air Cikahuripan.

Menurut Asep Kabayan, Owner Balong Kabayan dan promotor kegiatan Nawang Wulan yang memasuki edisi ke-11, “kehadiran anak menjadi energi positif dalam rangkaian kegiatan karena mampu menghadirkan kesegaran, kegembiraan dan menghadirkan kenangan masa kanak pada peserta kegiatan,” ungkap kang kabayan, begitu dia disapa.

Selepas kegiatan anak-anak binaan TK Plus Putra Bangsa dan sanggar Jangkar Jiwa dari kampung Pasirangin, Cipicung ini, kegiatan berlanjut dengan sesi inti yang berisi cinta dan doa untuk Kirana kejora.

Perlu diketahui, Kirana kejora adalah pegiat nawang wulan yang wafat menjelang kegiatan ini telah memberikan kontribusi besar dalam membangun budaya literasi dan telah berhasil memproduksi 2 judul buku kompilasi tulisan bersama bertajuk “Ibu Bumi” dan buku “Bapa Angkasa” dimana almarhumah adalah mentor menulis dari dua buku tersebut.

Di pandu Ari Arie Suciyana Secara bergilir, masing-masing peserta kegiatan menyampaikan rasa duka mendalam atas kepergian Kirana, mengungkap harapan, mimpi dan pesan-pesan motivasinya pada tiap diri, serta keinginannya untuk melanjutkan Trilogi buku Ibu Bumi, Bapa Angkasa dan yang belum terwujud buku tentang Anak.

Pada kesempatan itu, Heri Cokro menyampaikan pesan dan kesannya melalui puisi yang dia tulis untuk Kirana, “Jalan Sunyi” ditimpali Tohir Kulikulo dengan lagu “Bulan Purnama” serta Arman Ramli yang membaca puisi tentang dunia Kirana.

Acara yang dibuka Rajah Sunda oleh Suhandi Ahmad alias kang Madun bergulir mengupas keberlanjutan buku anak, dipandu Asep Kabayan dan Couch Jaya, diskusi berkembang untuk membangun semangat kerja nyata dalam berbagai aktivitas positif dalam upaya membangun SDM unggul bangsa.

Bergiliran pula mulai dari Anton Rahayu Yipikaiyey , Adi Purna, Sulaiman Datuk, Titik Sumarti, Isti Wuryanti, pegiat Cisadane resik menyampaikan wacana yang menambah luas dan dalam wawasan seluruh peserta diselingi pembacaan Pantun Bogor oleh Madun dan sajian lagu tentang Pakuan Padjajaran dan Ciliwung oleh KPJ Merdeka.

Kegiatan ditutup dengan doa bersama dilanjut dengan menikmati suasana malam di bawah sinar bulan yang belum sempurna benar, semoga kebersamaan dan kemauan untuk bertindak membangun kebermanfaatan akan terus berlanjut hingga sampai pada “kesempurnaan” dalam merayakan kehidupan. (Rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *